Friday, July 15, 2022

CONTOH MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

 


Ki Hadjar Dewantara sebagai bapak pendidikan di Indonesia pernah berkata: “... perlulah anak-anak [Taman Siswa] kita dekatkan hidupnya kepada perikehidupan rakyat, agar supaya mereka tidak hanya memiliki ‘pengetahuan’ saja tentang hidup rakyatnya, akan tetapi juga dapat ‘mengalaminya’ sendiri, dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan rakyatnya.” Penekanan yang dalam kalimat tersebut adalah Murid tidak hanya menguasai pengetahuan tetapi lebih penting dari pada hal tersebut adalah mereka mengalami sendiri apa yang mereka pelajari.

Dalam implemtasi Kurikulum Merdeka hal tersebut diwujudkan dalam pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada siswa untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam projek penguatan ini, siswa memiliki kesempatan untuk mengupas dan memahami tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi dll., sehingga siswa bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Tema ini dapat berubah setiap tahunnya, ditentukan oleh pemerintah pusat (Kemdikbud) berdasarkan isu yang diprioritaskan.

Ada beberapa hal yang melatarbelakangi adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, antara lain sebagai berikut:

  • Dalam penguatan karakter dan kompetensi umum (transversal atau general competences), penting bagi siswa belajar lintas ilmu. Namun demikian, pembelajaran berbasis projek ini belum menjadi kebiasaan di kebanyakan sekolah di Indonesia, sehingga perlu dukungan kebijakan pusat. 
  • Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah terjemahan dari pengurangan beban belajar di kelas (intrakurikuler) sebagaimana rekomendasi kajian-kajian internasional, agar siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk belajar di setting yang berbeda (less formal, less structured, more interactive, engaged in community) 
  • Siswa perlu lebih peka terhadap isu-isu terkait SDGs. Mengeksplorasi isu tersebut lebih banyak di luar mata pelajaran dalam bentuk projek memberikan ruang lebih besar untuk mengenali, memahami, dan mendalami isu tersebut. Diharapkan, siswa dapat menjadi warga Indonesia dan warga dunia yang bertanggung jawab dan  aktif berkontribusi 

Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Ada empat prinsip Projek penguatan profil pelajar Pancasila:

1.  Holistik

2. Kontekstual

3. Berpusat pada Murid

4. Eksploratif.

Penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis projek adalah unit pembelajaran terintegrasi, bukan tematik (webbed). Pengetahuan dan keterampilan (kompetensi) yang dalam projek terdiri dari lintas disiplin ilmu, berpadu dan melebur, tidak dipisahkan lagi mana yang merupakan bagian dari mapel-mapel.

Berikut ini teman-teman PakWar dapat mendownload contoh-contoh Modul Projek sesuai dengan tema yang disediakan oleh Kemdikbud.

1. Tema Gaya Hidup Berkelanjutan

2. Tema Kearifan Lokal

3. Tema Bhinneka Tunggal Ika

4. Tema Bangunlah Jiwa dan Raganya

5. Tema Suara Demokrasi

6. Tema Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun

7. Kewirausahaan

8. Kebekerjaan

Silahkan klik link tema di atas untuk mendownload contoh modul sesuai tema.

Untuk hal-hal lain terkait Projek ini mari diskusikan di kolom komentar ya...


#kurma

#ikm

#projek

#P5

TEMA


  



Monday, July 11, 2022

MEMBANGUN KESEPAKATAN KELAS


Kesepakatan berasal dari kata sepakat. Dalam KBBI V, sepakat berarti 'setuju; semufakat; sependapat atau seia sekata'. Menurut Kridalaksana (2010), sepakat merupakan peleburan se- dengan kata pakat yang diambil dari mupakat–bentuk tidak baku dari mufakat.

Kesepakatan kelas disusun dan diwujudkan agar semua 'warga kelas' merasa nyaman dan tidak saling menyakiti. Kesepakatan kelas terwujud karena adanya hal-hal yang disepakati bersama antara guru dengan murid, ataupun antar murid dalam satu kelas.

Jadi kesepakatan kelas dapat didefinisikan sebagai semua hal yang disepakati bersama antara guru dengan murid, dan antara murid yang satu dengan yang lain, dalam sebuah ekosistem belajar di sekolah yang sama.

Dalam buku Kereta Api Kesepakatan Kelas yang disusun oleh Rr. Sri Noviani Wulandari (Buku Guru Belajar Edisi Kolaborasi Literasi Bermakna Kota Batu – Inovasi) (2019), kesepakatan kelas bertujuan untuk meraih tujuan bersama. Kesepakatan kelas dapat berbentuk apa pun, tentunya yang berkaitan dengan ekosistem kelas di sekolah. Contoh kesepakatan kelas adalah agar supaya antarmurid tidak saling menyakiti atau bisa juga hal-hal yang ingin diraih bersama.

Beberapa ide agar dalam satu ekosistem kelas tidak saling menyakiti diantaranya sebagai berikut:

  • Saling peduli
  • Saling tolong menolong
  • Menanamkan sikap tanggung jawab
  • Memiliki sikap jujur dan tertib
  • Berperilaku adil dan tidak membedakan teman

Untuk mempermudah membuat kesepakatan silahkan analisis bersama hal-hal yang perlu dirumuskan. Berikut contoh format analisis kesepakatan kelas untuk membantu murid berdiskusi. 

DOWNLOAD INSPIRASI FORMAT ANALISIS KESEPAKATAN KELAS DISINI.

Setelah selesai membuat kesepakatan dan menuliskan konsekuensinya maka kesepakatan ini dapat dicetak atau ditulis dalam kertas besar dan ditempel di kelas masing-masing agar mudah dibaca.


Selamat membuat kesepakatan kelas....


#kesepakatankelas

#kurikulummerdeka