Ki Hadjar Dewantara sebagai bapak pendidikan di Indonesia pernah berkata: “... perlulah anak-anak [Taman Siswa] kita dekatkan hidupnya kepada perikehidupan rakyat, agar supaya mereka tidak hanya memiliki ‘pengetahuan’ saja tentang hidup rakyatnya, akan tetapi juga dapat ‘mengalaminya’ sendiri, dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan rakyatnya.” Penekanan yang dalam kalimat tersebut adalah Murid tidak hanya menguasai pengetahuan tetapi lebih penting dari pada hal tersebut adalah mereka mengalami sendiri apa yang mereka pelajari.
Dalam implemtasi Kurikulum Merdeka hal tersebut diwujudkan dalam pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada siswa untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Dalam projek penguatan ini, siswa memiliki kesempatan untuk mengupas dan memahami tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi dll., sehingga siswa bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Tema ini dapat berubah setiap tahunnya, ditentukan oleh pemerintah pusat (Kemdikbud) berdasarkan isu yang diprioritaskan.
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, antara lain sebagai berikut:
- Dalam penguatan karakter dan kompetensi umum (transversal atau general competences), penting bagi siswa belajar lintas ilmu. Namun demikian, pembelajaran berbasis projek ini belum menjadi kebiasaan di kebanyakan sekolah di Indonesia, sehingga perlu dukungan kebijakan pusat.
- Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah terjemahan dari pengurangan beban belajar di kelas (intrakurikuler) sebagaimana rekomendasi kajian-kajian internasional, agar siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk belajar di setting yang berbeda (less formal, less structured, more interactive, engaged in community)
- Siswa perlu lebih peka terhadap isu-isu terkait SDGs. Mengeksplorasi isu tersebut lebih banyak di luar mata pelajaran dalam bentuk projek memberikan ruang lebih besar untuk mengenali, memahami, dan mendalami isu tersebut. Diharapkan, siswa dapat menjadi warga Indonesia dan warga dunia yang bertanggung jawab dan aktif berkontribusi
Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Ada empat prinsip Projek penguatan profil pelajar Pancasila:
1. Holistik
2. Kontekstual
3. Berpusat pada Murid
4. Eksploratif.
Penguatan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis projek adalah unit pembelajaran terintegrasi, bukan tematik (webbed). Pengetahuan dan keterampilan (kompetensi) yang dalam projek terdiri dari lintas disiplin ilmu, berpadu dan melebur, tidak dipisahkan lagi mana yang merupakan bagian dari mapel-mapel.
Berikut ini teman-teman PakWar dapat mendownload contoh-contoh Modul Projek sesuai dengan tema yang disediakan oleh Kemdikbud.
1. Tema Gaya Hidup Berkelanjutan
2. Tema Kearifan Lokal
3. Tema Bhinneka Tunggal Ika
4. Tema Bangunlah Jiwa dan Raganya
5. Tema Suara Demokrasi
6. Tema Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun
7. Kewirausahaan
8. Kebekerjaan
Silahkan klik link tema di atas untuk mendownload contoh modul sesuai tema.
Untuk hal-hal lain terkait Projek ini mari diskusikan di kolom komentar ya...
#kurma
#ikm
#projek
#P5
TEMA